Jenis Jenis Kapal Berdasarkan Alat Geraknya


Seperti telah dibahas pada artikel “Jenis Jenis Kapal Berdasarkan Motor Penggerak Utamanya”, secara umum, sistem propulsi kapal terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : Motor Penggerak Utama (main engine), Sistem Transmisi, dan Alat Gerak (propulsor). Alat gerak kapal (propulsor) juga menentukan klasifikasi kapal sesuai dengan tujuannya.



Secara garis besar alat gerak kapal (ship propulsor) dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu : alat gerak kapal yang non-mekanik dan alat gerak kapal yang mekanik. Alat gerak kapal yang non-mekanik adalah alat gerak kapal yang memanfaatkan tenaga manusia atau angin, seperti dayung dan layar. Sedangkan alat gerak kapal yang mekanik, adalah alat gerak kapal yang memanfaatkan penggerak utama mesin kapal, seperti : Fixed Pitch Propeller, Ducted Propeller, Contra-rotating Propeller, Controllable Pitch Propeller, Waterjet Propulsion System, Paddle Wheels.

Jenis Kapal Berdasarkan Alat Geraknya


Berikut ini adalah jenis jenis kapal berdasarkan alat penggeraknya , baik alat gerak kapal non-mekanik maupun alat gerka kapal yang mekanik.

1. Dayung


Berdasarkan KBBI, dayung merupakan tongkat besar yang pipih dan lebar pada ujungnya untuk mengayuh (menjalankan, menggerakkan) perahu. Dayung ini merupakan alat penggerak kapal yang memanfaatkan tenaga manusia. Kapal dengan penggerak dayung ini sudah ada sejak awal periode Neolitikum. Dayung kayu yang berasal dari 5000-4500SM telah ditemukan di situs budaya Hemudu di Yuyao, Zhejiang, China. Pada tahun 1999, di Prefektur Ishikawa, Jepang ditemukan sebuah dayung dengan ukuran, panjang 63.4cm yang diperkirakan berasal dari tahun 4000SM.

Zaman dahulu, kapal perang digerakkan dengan dayung yang panjang. Bahkan satu dayung dimungkinkan digerakkan oleh beberapa pendayung. Pada saat ini kapal dayung umumnya digunakan untuk kapal-kapal kecil saja. Biasanya hanya digunakan untuk berlayar di daerah perairan tenang dan tidak jauh dari tepi. Selain itu kapal dayung juga biasa digunakan untuk perlombaan.

2. Layar


Kapal dengan penggerak layar ini memanfaatkan angin dengan menggunakan layar sebagai penggerak utama kapal. Bentuk layar pada kapal layar dapat bermacam-macam. Contoh dari bentuk layar diantaranya adalah layar segitiga, layar segi empat, dan juga ada yang berbentuk layar lipat. Sedangkan jenis dari kapal layar pun bermacam-macam diantaranya adalah kapal layar bercadik, kapal jung, kapal galiung, kapal pinisi dan sebagainya.

Kapal jung adalah kapal layar yang dahulu banyak terdapat pada perairan Asia Tenggara sampai ke pantai Timur Afrika. Kapal Galiung atau galiun adalah kapal layar besar yang memiliki dek bertingkat-tingkat, dan umumnya dipakai oleh negara-negara Eropa dari abad ke-16 hingga abad ke-18. Sedangkan Kapal Pinisi adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia, yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan tepatnya dari desa Bira kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Pinisi sebenarnya merupakan nama layar. Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang yang umumnya digunakan untuk pengangkutan barang antarpulau.

Karena ketergantungan terhadap alam, sekarang beberapa kapal jenis ini juga ada yang dilengkapi dengan motor untuk keperluan olah gerak di pelabuhan, jika sudah ditengah laut maka layar baru dipergunakan.

3. Paddle Wheel


Paddle wheel ini merupakan salah satu tipe propulsors mekanik yang aplikasinya sudah jarang ditemui saat ini. Seperti namanya, maka Paddle Wheels ini adalah suatu roda yang pada bagian diameter luarnya terdapat sejumlah bilah/sudu-sudu yang berfungsi untuk memperoleh momentum geraknya.

Paddel Wheel merupakan roda dayung / roda kayuh / kincir air / roda dengan dayung/kayuh/sendok pada keliling lingkarannya dan dipasang pada sisi kapal untuk menggerakkan kapal. Dengan menggunakan roda dayung ini, maka akan timbul gaya dorong sehingga dapat menggerakkan kapal berlawanan dengan arah tahanan air. Padle wheel umumnya dipasang dikiri dan kanan kapal dan gerak putarnya dibantu oleh mesin, walaupun ada juga yang ditempatkan dibagian belakang kapal. Umumnya digunakan di daerah yang mempunyai perairan yang tenang misalnya di danau, sungai sebagai kapal-kapal wisata atau pesiar.

Pada tahun 1801, muncul perangkat propulsor kapal dengan Steam-driven Side Paddle Wheels, yang diaplikasikan pada Kapal Charlotte Dundas yang dibangun oleh Symington, yang melayani pada Forth-Clyde Canal di Scotland. Selanjutnya pada 6 (enam) tahun kemudian, hadir kembali Kapal Penumpang Clermont yang terkenal pada masa itu, yang dibangun oleh Robert Fulton untuk melayani rute pada sungai Hudson di New York. Hingga pada tahun 1870-an, adalah merupakan periode keunggulan Paddle Steamers, dimana muncul kapal pertama yang menyeberangi Atlantic yaitu : American Savannah pada tahun 1819. Kemudian diikuti oleh Canadian Royal William, dan Cunarder Brittania di tahun 1840, kemudian The Scotia di tahun 1861.

Kelemahan teknis dari propulsors ini adalah terletak pada adanya penambahan / perubahan lebar kapal sebagai konsekuensi terhadap penempatan kedua roda pedal di sisi sebelah kiri dan kanan dari badan kapal. Selain itu, keberadaan instalasi roda pedal adalah relatif berat bila dibandingkan dengan screw propeller. Sehingga secara umum aplikasi roda pedal membawa konsekuensi juga terhadap berat instalasi motor penggerak kapal. Kemudian paddle-wheels ini juga rentan terhadap gerakan rolling kapal, yang mana akan menyebabkan ‘ketidak-seimbangan’ momentum gerak yang dihasilkan. Kondisi ini tentu akan mengakibatkan gaya dorong paddle-wheels menjadi tidak seragam antara roda disebelah kiri dan kanan kapal, sehingga laju gerak kapal berubah ‘zig-zag’. Aplikasi yang tepat dari roda pedal ini adalah untuk perairan yang tenang, seperti danau, sungai dan pantai.

4. Water Jet Propulsion


Kapalwater jet merupakan kapal yang dalam pengoperasiannya menggunakan sistem semburan air sebagai media pendorongnya, sehingga kapal dapat bergerak sesuai dengan kecepatan kapal yang diinginkan.

Sistem water jet, umumnya terdiri dari sistem pompa (pump system) dan sistem saluran (ducting system). Sistem pompa berfungsi untuk mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga hidrolis. Sedangkan sistem saluran berfungsi untuk mengarahkan laju aliran dari lingkungan ke pompa dan dari pompa untuk kembali ke lingkungan. Aplikasi dari sistem propulsi water jet ini sering dijumpai terutama untuk kapal – kapal yang dirancang berkecepatan tinggi, karena berdasarkan penelitian – penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa sistem propulsi water jet memiliki keistimewaan yang tidak ada kaitannya dengan efisiensi propulsifnya.

Adapun beberapa keistimewaan yang dimiliki oleh sistem propulsi water jet adalah, sebagai berikut :

  • Dengan tidak terdapatnya propeller dan kemudi diluar kapal, sehingga tidak terjadi obyek-obyek yang dapat memperbesar tahanan total kapal.
  • Sangat memungkinkan untuk dioperasikan di perairan yang tidak dalam / dangkal.
  • Mempunyai kemampuan akselerasi yang baik.
  • Mempunyai kemampuan olah gerak kapal yang baik pada saat kecepatan kapal yang relatif rendah.
  • Mempunyai keunggulan pada saat olah gerak kapal pada kecepatan kapal yang relatif tinggi.
  • Penempatan suction propeller (impeller) didalam selongsong saluran air pada badan kapal, akan dapat mengurangi terjadinga eksitasi getaran maupun tingkat kebisingan pada kapal.
  • Pada saat kecepatan kapal yang relatif tinggi, efisiensi propulsive dapat diusahakan cukup tinggi sehingga dapat dibandingkan dengan sistem penggerak propeller.


5. Propeller / Baling Baling


Baling baling adalah kitiran untuk menjalankan kapal. Kitiran ini memindahkan tenaga dengan mengkonversi gerakan rotasi menjadi daya dorong untuk menggerakkan sebuah kapal untuk melalui air , dengan memutar dua atau lebih bilah kembar dari sebuah poros utama. Bilah-bilah dari sebuah propeler berperan sebagai sayap berputar, dan memproduksi gaya yang mengaplikasikan Prinsip Bernoulli dan Hukum gerak Newton, menghasilkan sebuah perbedaan tekanan antara permukaan depan dan belakang bilah tersebut. Baling-baling ini yang paling banyak digunakan dan dikembangkan sampai saat ini sebagai alat penggerak kapal.

Usulan pertama kali untuk penggunaan Screw Propeller adalah dibuat di Inggris oleh Hooke pada tahun 1680. Kemudian secara aktual dibuat pada Steam-driven Boat di New York, tahun 1804. Selanjutnya pada tahun 1828, sebuah kapal dengan panjang 18 meter (60 ft) telah sukses digerakkan oleh Screw Propeller yang didesain oleh Ressel dari Trieste Engineers.

Screw Propeller memiliki beberapa keunggulan dari Paddle Wheels, antara lain ;

  • tidak terpengaruh terhadap perubahan service draft,
  • terlindung dari kerusakan karena benturan ataupun faktor laut lainnya,
  • tidak menambah lebar keseluruhan kapal,
  • dapat beroperasi lebih cepat,
  • lebih kecil dimensinya,
  • lebih ringan, dan
  • dapat menggunakan engines dengan putaran tinggi.


Hal inilah kemudian, Screw Propeller secara cepat menggeser Paddle Wheels untuk All Ocean-going Ships.

Itulah tadi beberapa jenis kapal berdasarkan alat geraknya (propulsor).

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url